Menjahit lagi. Sebetulnya memang tidak perlu waktu lama. Cuma beberapa jam saja. Itu pun sudah plus nyeterika sana-sini untuk membuat jahitan terlihat rapi. Dan ini dia hasilnya.
Batik madura yang kubeli tempo hari saat berkesempatan menyeberang via jembatan Suramadu jadi penghias di salah satu sisi celemek ini. Lilinnya masih lengket sedikit di sana-sini. Tapi ini menandakan bahwa ini adalah batik asli. Motifnya kebetulan memang menyerong, jadi sekalian aja dipotong sesuai arah motifnya lalu dijahit di bagian bawah celemek. Diberi dua saku di sambungan jahitannya, dengan ukuran yang nggak seragam. Njahitnya nggak pake ngukur-ngukur sih, cuma pake feeling aja. Haha...
Sisi lainnya adalah potongan dari selendang batik bergambar tumpal dan burung Phoenix. Legenda Phoenix yang unik, bahwa dia bisa hidup kembali dari abu pembakaran dirinya, jadi satu perlambang semangat yang selalu tumbuh kembali. Potongan tumpal dipasang di bagian dada dan saku. Gambar Phoenix kecil ada di bagian bawah tumpal, di bagian saku. Pas banget, dapat dua gambar Phoenix.