Jumat, 14 Oktober 2011

Celemek Batik Bolak-Balik

Menjawab tantangan dari Alfamart dalam event Photo Contest Batik Creative Challenge yang tenggat waktunya berakhir di hari Sabtu tanggal 15 ini, aku menjahit sebuah celemek bolak-balik. Pada intinya sih, karena aku malas pergi ke luar rumah untuk mencari tukang obras. Jadi amannya, aku jahit saja semua kampuh ke bagian dalam dan jadi celemek bolak-balik. Mudah, bukan? ;)
Kugunting bahan di hari sebelumnya, kutandai dengan rader dan karbon. lalu kutinggal. Di hari berikutnya baru kukerjakan semua tahap menjahit dan menyeterika dalam setengah hari saja. Hm... ternyata tidak lama ya menjahit sebuah celemek. Hasilnya? Tidak mengecewakan, kurasa.
Satu sisi dari celemek itu berupa batik berwarna ungu dengan dasar berwarna krem, dengan corak sulur dan burung yang kukombinasikan dengan kain bernuansa coklat. Kain batik berasal dari selendang yang sudah lama sekali mengendap di lemari. Daripada lapuk dimakan rayap, bukankah lebih baik bila dimanfaatkan? ;) Kupotong diagonal dan kujahit di atas kain coklat. Kantong besar di bagian depan dibuat sekaligus saat menambahkan saku besar untuk bagian sebaliknya dari celemek itu.
Di sisi lainnya kain coklat yang sama kukombinasikan dengan kain batik sisa yang akhirnya hanya cukup untuk menghias bagian dada dan ujung saku saja. Saku kujahit tindas bersamaan dengan pembuatan saku untuk celemek di bagian belakang. Jadi sekali menjahit, dua saku selesai sekaligus.

Selasa, 26 Juli 2011

Pakai Legging? Dilapis Lagi, Please...

Akhir-akhir ini, pemakaian legging makin populer rasanya. Celana kaos ketat ini tidak lagi dipakai sebagai dalaman, tapi makin banyak juga perempuan yang mengenakannya sebagai padanan t-shirt atau atasan jenis lain. Bahkan ibu-ibu tua dan muda, ikut pula mengenakannya. Gadis-gadis berkerudung pun kulihat banyak yang mengenakan legging sebagai padanan tunik (yang kadang pendek) sebagai busana sehari-hari. Sudah mulai salah kaprah nih.
Kutemukan gambar berikut ini di sebuah situs blog asing. Dari nada tulisannya, tertangkap adanya nada keberatan saat melihat orang lalu-lalang di jalanan hanya memakai legging sebagai padanan t-shirt. Hayu atuh, kita lapis lagi legging kita dengan celana longgar atau bahkan rok. Lengging hanya membungkus kulit, bukan menutupnya. Bukankah kalau pakai legging, bentuk kaki jadi makin kentara? Nah, sedangkan tujuan berbusana muslimah tuh sebenarnya untuk apa? Bukannya untuk menutup aurat? Supaya tidak terlihat warna ataupun bentuknya. Kalau begitu, yuk pakai pelapis lagi di atas legging. Please...

Sabtu, 18 Juni 2011

Batik (Nyaris) Kembar

Beberapa waktu lalu aku berkesempatan membeli sehelai kain batik hijau-putih di seputaran jalan Braga. Cukup murah, mengingat reputasi jalan Braga sebagai salah satu sentra wisata bagi para turis -terutama wisatawan asing- membuat toko-toko di lokasi ini seringkali mematok harga tinggi.
Tapi kali ini, aku berkesempatan memilih dan membeli satu dari puluhan kain batik yang didisplay di sana dengan harga cukup bersahabat.
Kupilih batik berwarna putih-hijau dengan kepala batik bermotif tumpal. Sederhana, tapi manis. Hijau ini salah satu warna favoritku. Kuingat kemudian bahwa ada seorang temanku, Afi, yang juga memiliki batik serupa.
Kubawa batik putih-hijau yang kupunya ke penjahit langganan, dan kuminta dia untuk menjahitkannya dengan bagian kepala batik atau tumpalnya di bagian belakang. Eh… ternyata membuatnya makin mirip dengan batik yang dimiliki Afi.
Sekalian saja. Dalam satu kesempatan di sekolah kami, aku dan Afi janjian untuk mengenakan baju batik putih-hijau ini. Tentunya, menyempatkan juga untuk berfoto bersama. Kalau barengan, narsis pun tak terlalu terasa ya? :p

Minggu, 06 Maret 2011

Kerudung Batikku

Aku suka batik, iya. Biasanya bahan-bahan batik yang kupunya kujahit jadi baju yang dipakai sehari-hari, seringnya sih blus atau tunik berpotongan sederhana. Motif batik itu sendiri sudah ‘kaya’, jadi tak perlu lagi dibuat beragam model yang ‘aneh-aneh’ untuk tampil beda tapi tetap bersahaja, dan justru bisa menonjolkan keindahan motif batiknya. Sebagai padanannya, aku biasa mengenakan celana panjang atau rok dan kerudung polos. Lagipula, aku tidak terlalu suka kerudung bermotif.
aku dan kerudung batikku
Tapi ada satu kerudung batik sutera pemberian salah satu orang tua murid di sekolah tempat aku mengajar. Euh… warnanya ungu (bukan warna favoritku) dan bahan suteranya halus sekali. Kupikir pasti susah untuk membuatnya ‘bertengger’ tetap membungkus kepalaku. Lagipula, motif batik begitu, harus kupadukan dengan baju yang mana???
Ternyata setelah dilapis kerudung polos katun di bagian dalamnya, kerudung batik ini tetap rapi di kepalaku walaupun aku aktif berkegiatan. Dengan paduan tunik dan celana panjang putih yang simpel, kerudung batik ungu ini terlihat cantik sekali. Bukankah begitu? ;)
Tulisan ini muncul juga di web-nya BatikIndonesia.com.